KBRN, Jakarta : Indonesia diharapkan segera
memiliki Pusat Unggulan Teknologi Biometrik. Kehadiran pusat unggulan
ini dinilai penting seiring berlakunya e-KTP dan rencana pemanfaatannya
untuk berbagai kepentingan publik di masa mendatang. Pusat Unggulan
Teknologi Biometrik ini mulai dirintis tahun oleh Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) dan diharapkan berdiri pada 2014.
Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) BPPT Hammam Riza mengatakan diperlukan dukungan penelitian, pengembangan, perekayasaan (litbangyasa) terhadap program e-KTP. Program e-KTP merupakan integrasi berbagai teknologi informasi (TI) canggih, meliputi antara lain teknologi chip, teknologi smart card, teknologi biometrik, database dan teknologi security.
Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) BPPT Hammam Riza mengatakan diperlukan dukungan penelitian, pengembangan, perekayasaan (litbangyasa) terhadap program e-KTP. Program e-KTP merupakan integrasi berbagai teknologi informasi (TI) canggih, meliputi antara lain teknologi chip, teknologi smart card, teknologi biometrik, database dan teknologi security.
"Teknologi biometrik merupakan kunci utama dalam menentukan ketunggalan nomor induk kependudukan yang didasarkan pada keunikan informasi biometrik seseorang," katanya di Jakarta, Sabtu (4/5/2013).
Di sisi lain, saat ini belum ada industri dalam negeri yang mampu
memasok teknologi biometrik untuk keperluan identifikasi maupun
verifikasi berbasis sidik jari dan iris berskala besar, seperti dalam
program e-KTP. Oleh karena itu BPPT berperan sebagai institusi
litbangyasa pemerintah yang bertujuan melakukan penguasaan teknologi,
lewat transfer teknologi dari luar negeri ke pelaku teknologi di dalam
negeri, mendorong penelitian dan pengembangan biometrik baik di kalangan
akademisi maupun industri.
Diharapkan dengan adanya Pusat Unggulan Teknologi Biometrik,
Indonesia mampu secara mandiri memanfaatkan teknologi identifikasi
sekaligus meningkatkan daya saing industri nasional di bidang teknlogi
informasi dan komunikasi (TIK).
Menurut Hammam penguasaan teknologi biometrik, baik automated fingerprint recognition, iris recognition, face recognition
yang dipakai di e-KTP maupun perangkat lain, seperti DNA, suara, dan
sebagainya sangat penting. Penguasaan teknologi ini diharapkan juga
dapat membantu kesinambungan pengelolaan pusat data e-KTP, maupun
pengembangan aplikasi biometrik dengan memanfaatkan e-KTP di generasi
kedua.
Selain itu teknologi biometrik juga dapat melakukan pengukuran dan pengujian terhadap modul biometrik e-KTP reader. Di sisi lain kehadiran teknologi ini akan menjalin kolaborasi dengan industri lokal, start up company,
universitas dan berbagai lembaga litbangyasa yang lain dalam riset dan
pengembangan teknologi biometrik untuk kepentingan nasional.
Kehadiran Pusat Unggulan Teknologi Biometrik, lanjutnya, dapat
mendorong kemandirian bangsa di bidang teknologi, khususnya teknologi
biometrik, mengembangkan teknologi berbasis biometrik yang bermanfaat
bagi masyarakat dan mendorong tumbuhnya industri dalam negeri di bidang
biometrik, agar dapat meningkatkan tingkat komponen dalam negeri di
berbagai komponen teknologi yang memanfaatkan e-KTP sebagai alat
identifikasi dan otentikasi.
Di samping itu pusat biometrik dibuat seiring adanya rencana
pemanfaatan e-KTP generasi kedua. Hammam menambahkan saat ini teknologi
e-KTP memanfaatkan teknologi dari luar negeri karena belum ada industri
nasional yang mampu menanganinya.
Data biometrik dengan skala 172 juta yang terdiri dari data 10 sidik
jari, 2 iris dan wajah, merupakan data terbesar kedua di dunia, setelah
data biometrik UID India. Pengolahan data tersebut memerlukan teknologi
komputasi canggih pada hardware maupun software, yang hingga kini belum dimiliki dan dikuasai oleh Indonesia.
"Pada pemanfaatan e-KTP di generasi kedua, lewat upaya kolaborasi dengan industri lokal, start up company,
universitas dan lembaga litbang, diharapkan industri dalam negeri sudah
mampu mengembangkan teknologi berbasis biometrik untuk pemanfaatan
e-KTP bagi layanan publik," katanya. (Heri.F/SP)
Sumber: rri.co.id